Judul Buku: Interaksin
Dan Motivasi Belajar Mengajar
Penulis: Sardiman A.M.
Tahun Terbit: Cetakan
ke 20, September 2011
Penerbit: PT
Rajagrafindo Persada
ISBN: 979-421-051-x
FAKTOR-FAKTOR
PSIKOLOGIS DALAM BELAJAR
Belajar merupakan
proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak
faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu,
secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam)
diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar.
Dalam hubungannya
dengan proses interaksi belajar-mengajar yang lebih menitik beratkan pada soal
motivasi dan reinforcement pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor intern. Faktor intern ini
sebenarnya menyangkut faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Kehadiran fakto-faktor
psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting.
Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan
dalam upaya mencapai tujuan belajar
secara optimal. Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi
memperlambat proses belajar, bahkan dapar pula menambah kesulitan dalam
mengajar.
Faktor-faktor
psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu, dapat dipandang sebagai
cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan
pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan
efektif. Dengan demikian, proses belajar-mengajar itu akan berhasil baik, kalau
didukung oleh faktor-faktor psikologis dari si pelajar. Dalam hal ini ada
berbagai model klasifikasi pembagian macam-macam faktor psikologis yang
diperlukan dalam kegiatan belajar. Thomas F Staton menguraikan enam macam faktor
psikologis itu:
- Motivasi
Seseorang
akan berhasil dalam belajar, kalau pada diri sendiri ada keinginan untuk
belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan
‘motivasi’.
Motivasi
dalam hal ini meliputi dua hal: 1. Mengetahui apa yang akan dipelajari, dan 2.
Memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari. Dengan berpijak pada dua unsur
inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi
(tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu
perlu dioelajari) kegiatan belajar mengajar akan sulit untuk berhasil.
- Konsentrasi
Konsentrasi
dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur
motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian.
Didalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangant diperlukan,
sehingga tidak “perhatian” sekedarnya.
- Reaksi
Didalam
kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai
wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis,
sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya. Belajar harus aktif,
tidak sekedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua harus
dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.
- Organisasi
Belajar
dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan mental atau menempatkan
bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam
inilah yang dapat membuat seseorang belajar akan menjadi mengerti dan lebih
jelas, tetapi mungkin juga bertambah bin gung. Perbedaan belajar yang berhasil
dengan kebingungan kemungkinan besar hanyalah perbedaan antara cara penerimaan
dan pengaturan fakta-fakta dan ide-ide dalam pikiran siswa yang belajar.
- Pemahaman
Pemahaman
atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu
belajat harus mengerti secara mental makna dan filososfinya, maksud dan
implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami
suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami
maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar.
- Ulangan
Lupa
merupakan suatu yang tercela dalam belajar. Tetapi lupa adalah sifat umum
manusia. Setiap orang dapat lupa. Penyelidikkan menunjukkan, bahwa sehari
sesudah para siswa mempelajari suatu bahan pelajaran atau mendengarkan suatu
ceramah, mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh selama jam
pelajaran tersebut. Begitu seterusnya, semakin lama semakin banyak pula yang
dilupakan, walaupun mungkin tidak lupa
secara keseluruhan.
Sehubungan
dengan kenyataan itu umtuk mengatasi kelupaan, diperlukan kegiatan ‘ulangan’ .
Mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari membuat
kemampuan para siswa untuk mengingatnya akan semakin bertambah. Mengulangi atau
memeriksa dan mempelajari kembali apa yang telah dipelajari, maka kemungkinan
untuk mengingat bahan pelajaran menjadi lebih besar.
Ada
yang mengklasifikasikan faktor-faktor psikologis dalam belajar itu adalah
sebagai berikut:
1.
Perhatian,
maksudnya adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu objek
pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai aktifitas belajar.
2.
Pengamatan,
adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri m,aupun lingkungandengan
segenap panca indra.
3.
Tanggapan, yang
dimaksudkan adalah gambaran atau bekas yang tinggal dalam ingatan setelah orang
melakukan pengamatan. Tanggapan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar
setiap siswa.
4.
Fantasi, adalah
sebagai kemampuanuntuk membentuk tanggapan-tanggapan baru berdasarkan atas
tanggapan yang ada atau dapat dikatakan sebagai suatu fungsi yang memungkinkan
individu untukn berimajinasi dalam alam imajiner, menerobos dunia realitas.
5.
Ingatan, secara
teoritis ingatan akan berfungsi : a. mencampakkan atau menerima pesan-pesan
dari luar; b. Menyimpan kesan; c. Memproduksin kesan.
6.
Berfikir, adalah
aktivitas mentalmuntuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik
kesimpulan.
7.
Bakat, adalah
suatu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak
manusia itu ada.
8. Motif, atau
motivasi (sudah diuraikan didepan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar